Usaha nasi uduk memang kelihatannya remeh, tapi sebenarnya jika jeli dalam memandang usaha ini merupakan peluang besar, karena ini bisnis makanan yang semua orang butuh dan pasti merasa lapar. Dan modal yang dibutuhkan pun tidak terlalu besar bahkan bisa dibilang usaha bermodal kecil namun memiliki keuntungan besar dapat mencapai 100%. Memang sudah banyak orang yang melakukan usaha ini menjual nasi uduk di warung-warung ataupun di kakilima. Tapi mereka bukanlah saingan kita, sebab kita memiliki target-target pembeli dan pelayanan yang tidak dimiliki oleh pedagang lainnya.Langkah-langkah dan proses kerja yang dibutuhkan
Kita akan melakukan usaha penjualan nasi uduk yang akan mengadopsi system makanan siap saji yaitu penyajiannya selalu panas tapi tentunya dengan harga yang jauh lebih murah dari makanan siap saji karena target pembelinya adalah kalangan menengah kebawah. Akan disukai oleh kalangan bawah karena murah dan disukai kalangan menengah karena penyajiannya yang baik dan selalu panas sehingga terkesan baru dan bersih dan tentunya rasa dijaga agar tetap sedap. Sebenarnya menjaga penyajian dalam keadaan panas sangat penting. Sebab memang jarang orang yang berusaha dibidang makanan yang melakukannya. Ini peluang bagus, dengan makanan yang panas rasa akan menjadi lebih enak. Juga porsinya harus pas sehingga pembeli tidak terlalu kenyang, ini wajar saja karena harga yang murah sehingga dengan porsi yang tidak terlalu banyak pembeli benar-benar menikmatinya. Kecuali yang benar-benar ingin kenyang, maka akan membeli dua porsi.
Kemudian penjualannya agar menjadi peraktis dan tetap memanjakan pembeli adalah dilakukan di daerah lampu merah yang otomatis merupakan daerah macet pada jam-jam pagi saat semua orang akan berangkat kerja. Diperlukan sebuah gerobak tempat memanaskan masakan yang stand by di dekat lampu merah tersebut. Karena pada awalnya baru pengenalan karena belum ada yang tau, maka target pembelinya adalah orang-orang yang buru-buru kekantor sehingga belum sempat sarapan. Dengan memakan nasi uduk ini mereka (para pembeli) bisa tahan tidak makan sampai waktunya makan siang. Nantinya setelah mereka tau nasi uduk yang kita jual selalu ada di lampu merah, mereka sudah tidak perlu repot-repot menyiapkan sarapan atau sarapan di rumah masing-masing. Mereka akan sengaja sarapan dengan nasi uduk yang kita tawarkan karena lebih menghemat waktu mereka dan lebih peraktis.
Diperlukan seorang tukang masak yang bertugas membeli bahan baku, memasak dan memanaskan nasi uduk agar tetap panas. kemudian diperlukan 2 orang pegawai yang akan keliling dari mobil ke mobil menawarkan nasi uduk dengan penyajian bungkusan yang tetap panas untuk target penjualan 300 bungkus perhari. Setiap setengah jam penjual keliling tadi harus kembali ke gerobak tempat memanaskan masakan untuk mengembalikan sisa yang belum laku untuk dipanaskan, kemudian mengambil yang baru dan panas untuk kembali keliling dijual ke mobil-mobil. Agar menghemat waktu sebelum penjual keliling kembali ke gerobak untuk menukar nasi yang hampir dingin, hendaknya sudah disiapkan nasi yang panas yang akan ditukar, sehingga penjual keliling dapat langsung menukar nasi dingin dengan yang panas dengan cepat. Dengan demikian dijamin pembeli mendapatkan nasi uduk yang panas. Namun pada awal memulai cukup satu orang pegawai saja, setelah pegawai tadi mampu menjual 100 bungkus per hari baru dipekerjakan satu pegawai lagi.
Harus ada nama untuk usaha ini agar mendapat kepercayaan dari pembeli dan tidak terkesan liar. Mungkin dengan menamainya nasi uduk PANAS yang tertulis pada topi pekerja yang keliling menawarkannya. Memakaikan kaus T shirt dan topi yang seragam pada pekerja. Kemudian memberi tulisan nama dan nomer telefon yang dapat dihubungi pada bungkusnya untuk memberikan pelayanan delivery order. Untuk pelayanan delivery order dikenakan biaya pengiriman Rp 6.000,- dengan demikian agar supaya para pembeli mengenal dan dapat memesan kapan saja mereka butuh.
Bekerjasama dengan ojek untuk layanan delivery order, ini bertujuan mengurangi beban modal memulai usaha ini. Setelah berjalan dan mendapat keuntungan sesuai target, baru kemudian membeli 1 unit motor untuk delivery order. Bisa juga kemudian berkembang menjadi rumah makan sehingga dapat melayani pembeli yang memesan untuk dimakan di tempat (tapi ini tidak akan dibahas disini).
Untuk tukang masak pada awalnya harus dicoba masakannya sampai didapatkan rasa yang pas untuk kemudian dijaga rasanya agar tetap tidak berubah-ubah. Ini penting untuk mengontrol agar rasa tetap sama. Usahakan rasa sesuai dengan selera umum. Jangan terlalu asin dan jangan manis, karena akan merusak rasa.
Selalu mengawasi kerja para pegawai agar bekerja sesuai rencana dan stand by menerima pesanan lewat telfon untuk pelayanan delivery order.
Berapa modal yang dibutuhkan dan untuk apa saja modal tersebut :
Memesan gerobak yang didesign dengan kompor dan oven memakai gas untuk menjaga makanan tetap panas dengan harga gerobak Rp 3.000.000,- kalau bisa lebih murah untuk mengurangi beban modal.
Menyewa tempat berbentuk kos-kosan untuk dijadikan tempat memasak Rp 2.500.000,- per tahunnya.
Membeli alat-alat masak dan kompornya Rp 1.000.000,-
Membeli bahan baku untuk 100 bungkus makanan 75 bungkus yang menu telur dan 25 bungkus menu ayam goreng Rp 350.000,-
Menyiapkan dana cadangan untuk bahan baku sebanyak 100 bungkus lagi untuk persiapan jika habis terjual Rp 350.000,-
Beli seragam dan topi untuk penjual keliling Rp 50.000,-
Total jumlah dana yang dibutuhkan untuk memulai usaha ini adalah Rp 7.250.000,-
Cara mengatur pengupahan pegawai
Untuk upah karyawan yang keliling dari mobil ke mobil diberikan keuntungan Rp 500,- per bungkus untuk yang menu telur dan Rp1.000,- per bungkus untuk yang menu ayam. Ini lebih baik dari pada memberi gaji bulanan, sebab dengan cara memberi untung per bungkus akan memacu mereka menjual sebanyak-banyaknya agar mereka mendapatkan upah yang lebih banyak. Semakin banyak yang mereka jual semakin banyak pula keuntungan yang mereka dapatkan. Begitu pula dengan tukang masaknya, jangan diberi gaji, tapi diberi upah persenan alias bagi untung. Bagian yang cocok untuk tukang masaknya adalah 30% dari keuntungan. Hal ini dimaksudkan agar tidak memberatkan pemilik modal pada awal-awal usaha karena belum banyak yang laku akan berat jika memakai sistim gaji. Dan agar memicu tukang masak tersebut agar menjaga kelezatan masakannya sehingga makin hari makin banyak yang laku yang akan membuat jatah keuntungan bagiannya bertambah banyak. Sehingga semua pihak akan berusaha meningkatkan hasil penjualan setiap harinya.
Bentuk menu produk
Menu nasi uduk panas ini adalah nasi uduk, mihun goreng, telur dadar di potong-potong memanjang, bawang goreng diatasnya, kerupuk, sambal untuk nasi uduk telur. Dan nasi uduk, mihun goreng, telur dadar dipotong memanjang, ayam goreng, bawang goreng, sambal, kerupuk untuk nasi uduk ayam. Semuanya terbungkus dalam bungkusan polyfoam dan setiap masakan dipisah-pisah (agar dapat dipanasi kembali).
Keuntungan yang dapat dihasilkan dari usaha ini
Rencana harga penjualan perbungkus untuk nasi uduk telur Rp 6.000,- dan untuk nasi uduk ayam Rp 10.000,-.
Modal bahan yang dihabiskan untuk setiap bungkus nasi uduk telur adalah Rp3.000,- dengan keuntungan Rp 3.000,- dikurangi Rp 500,- untuk upah penjual jadi untung Rp2.500,- perbungkus dengan harga jual Rp 6.000,-. Dan modal bahan baku untuk nasi uduk ayam Rp5.000,- dengan keuntungan Rp 5.000,- dikurangi Rp 1.000,- untuk upah penjual per bungkusnya jadi keuntungan yang diterima Rp 4.000,-
Jika di awal-awal usaha bisa laku terjual 50 bungkus yang nasi uduk telur dan 10 bungkus nasi uduk ayam perhari, maka akan didapatkan keuntungan Rp 125.000,- untuk nasi uduk telur dan Rp 40.000,- untuk nasi uduk ayam. Jadi total keuntungan jika laku seperti yang disebut diatas adalah Rp 165.000,- perhari dikurangi 30% untuk tukang masak adalah Rp 165.000,- dikurangi Rp 49.500,- sama dengan Rp 115.500,- perhari. Dengan demikian penjual akan mendapatkan upah sebesar Rp35.000,-. Sedangkan tukang masak akan mendapatkan Rp 49.500,-
Jika mereka menginginkan upah lebih maka mereka harus dapat menambah jumlah penjualan. Secara otomatis semakin banyak yang laku terjual semakin banyak upah yang mereka hasilkan.
Target penjualan (marketing) dan keuntungan
Target yang diinginkan nantinya jika sudah berjalan beberapa bulan adalah, terjualnya dua ratus bungkus nasi uduk telur dan seratus bungkus nasi uduk ayam per harinya. Ini berarti akan menghasilkan keuntungan Rp 500.000,- dikurangi 30% bagian tukang masak sama dengan Rp 350.000,- dari nasi uduk telur per hari, dan Rp 400.000,- dikurangi 30% bagian tukang masak menjadi Rp 280.000,- dari nasi uduk ayam per hari. Total target keuntungan per hari dari semua penjualan adalah Rp 630.000,- perhari. Merupakan keuntungan yang lumayan untuk sebuah usaha yang terlihat sepele. Adapun tukang masak akan mendapatkan untung Rp 270.000,- perharinya. Sedangkan penjual keliling akan ditambah menjadi 2 orang jika penjualan mencapai target ini. Dan penjual akan mendapat untung Rp 100.000,- per orang setiap harinya. Itu baru dari hasil penjualan di lampu merah, belum dihitung dari hasil penjualan deliveri order.
Target yang diinginkan dari penjualan deliveri order adalah 100 bungkus per hari. Untuk nasi uduk telur 50 bungkus, untuk nasi uduk ayam 50 bungkus. Keuntungan dari penjualan delivery order tidak dikurangi upah penjual keliling. Jadi keuntungan yang dapat dihasilkan dari target penjualan diatas per hari adalah 50 bungkus nasi uduk ayam dikali Rp5.000,- sama dengan Rp 250.000,- ditambah 50 bungkus nasi uduk telur dikali Rp 3000 sama dengan Rp 150.000,-, total Rp 400.000,- dikurangi 30% upah tukang masak Rp 120.000,- sama dengan Rp 280.000,- per hari.
Target ini bukan mustahil kalau dilihat dari jumlah kendaraan yang macet di setiap lampu merah di pagi hari jam berangkat kerja. Pada jam-jam macet, sekali lampu merah menyala ada sekitar seratus mobil minimal yang berhenti. Mungkin selama tiga jam macet di pagi hari terdapat kurang lebih 500 kendaraan yang lewat dan ini adalah pasar yang bagus.
(Generasi Aceh Mandiri)
Kita akan melakukan usaha penjualan nasi uduk yang akan mengadopsi system makanan siap saji yaitu penyajiannya selalu panas tapi tentunya dengan harga yang jauh lebih murah dari makanan siap saji karena target pembelinya adalah kalangan menengah kebawah. Akan disukai oleh kalangan bawah karena murah dan disukai kalangan menengah karena penyajiannya yang baik dan selalu panas sehingga terkesan baru dan bersih dan tentunya rasa dijaga agar tetap sedap. Sebenarnya menjaga penyajian dalam keadaan panas sangat penting. Sebab memang jarang orang yang berusaha dibidang makanan yang melakukannya. Ini peluang bagus, dengan makanan yang panas rasa akan menjadi lebih enak. Juga porsinya harus pas sehingga pembeli tidak terlalu kenyang, ini wajar saja karena harga yang murah sehingga dengan porsi yang tidak terlalu banyak pembeli benar-benar menikmatinya. Kecuali yang benar-benar ingin kenyang, maka akan membeli dua porsi.
Kemudian penjualannya agar menjadi peraktis dan tetap memanjakan pembeli adalah dilakukan di daerah lampu merah yang otomatis merupakan daerah macet pada jam-jam pagi saat semua orang akan berangkat kerja. Diperlukan sebuah gerobak tempat memanaskan masakan yang stand by di dekat lampu merah tersebut. Karena pada awalnya baru pengenalan karena belum ada yang tau, maka target pembelinya adalah orang-orang yang buru-buru kekantor sehingga belum sempat sarapan. Dengan memakan nasi uduk ini mereka (para pembeli) bisa tahan tidak makan sampai waktunya makan siang. Nantinya setelah mereka tau nasi uduk yang kita jual selalu ada di lampu merah, mereka sudah tidak perlu repot-repot menyiapkan sarapan atau sarapan di rumah masing-masing. Mereka akan sengaja sarapan dengan nasi uduk yang kita tawarkan karena lebih menghemat waktu mereka dan lebih peraktis.
Diperlukan seorang tukang masak yang bertugas membeli bahan baku, memasak dan memanaskan nasi uduk agar tetap panas. kemudian diperlukan 2 orang pegawai yang akan keliling dari mobil ke mobil menawarkan nasi uduk dengan penyajian bungkusan yang tetap panas untuk target penjualan 300 bungkus perhari. Setiap setengah jam penjual keliling tadi harus kembali ke gerobak tempat memanaskan masakan untuk mengembalikan sisa yang belum laku untuk dipanaskan, kemudian mengambil yang baru dan panas untuk kembali keliling dijual ke mobil-mobil. Agar menghemat waktu sebelum penjual keliling kembali ke gerobak untuk menukar nasi yang hampir dingin, hendaknya sudah disiapkan nasi yang panas yang akan ditukar, sehingga penjual keliling dapat langsung menukar nasi dingin dengan yang panas dengan cepat. Dengan demikian dijamin pembeli mendapatkan nasi uduk yang panas. Namun pada awal memulai cukup satu orang pegawai saja, setelah pegawai tadi mampu menjual 100 bungkus per hari baru dipekerjakan satu pegawai lagi.
Harus ada nama untuk usaha ini agar mendapat kepercayaan dari pembeli dan tidak terkesan liar. Mungkin dengan menamainya nasi uduk PANAS yang tertulis pada topi pekerja yang keliling menawarkannya. Memakaikan kaus T shirt dan topi yang seragam pada pekerja. Kemudian memberi tulisan nama dan nomer telefon yang dapat dihubungi pada bungkusnya untuk memberikan pelayanan delivery order. Untuk pelayanan delivery order dikenakan biaya pengiriman Rp 6.000,- dengan demikian agar supaya para pembeli mengenal dan dapat memesan kapan saja mereka butuh.
Bekerjasama dengan ojek untuk layanan delivery order, ini bertujuan mengurangi beban modal memulai usaha ini. Setelah berjalan dan mendapat keuntungan sesuai target, baru kemudian membeli 1 unit motor untuk delivery order. Bisa juga kemudian berkembang menjadi rumah makan sehingga dapat melayani pembeli yang memesan untuk dimakan di tempat (tapi ini tidak akan dibahas disini).
Untuk tukang masak pada awalnya harus dicoba masakannya sampai didapatkan rasa yang pas untuk kemudian dijaga rasanya agar tetap tidak berubah-ubah. Ini penting untuk mengontrol agar rasa tetap sama. Usahakan rasa sesuai dengan selera umum. Jangan terlalu asin dan jangan manis, karena akan merusak rasa.
Selalu mengawasi kerja para pegawai agar bekerja sesuai rencana dan stand by menerima pesanan lewat telfon untuk pelayanan delivery order.
Berapa modal yang dibutuhkan dan untuk apa saja modal tersebut :
Memesan gerobak yang didesign dengan kompor dan oven memakai gas untuk menjaga makanan tetap panas dengan harga gerobak Rp 3.000.000,- kalau bisa lebih murah untuk mengurangi beban modal.
Menyewa tempat berbentuk kos-kosan untuk dijadikan tempat memasak Rp 2.500.000,- per tahunnya.
Membeli alat-alat masak dan kompornya Rp 1.000.000,-
Membeli bahan baku untuk 100 bungkus makanan 75 bungkus yang menu telur dan 25 bungkus menu ayam goreng Rp 350.000,-
Menyiapkan dana cadangan untuk bahan baku sebanyak 100 bungkus lagi untuk persiapan jika habis terjual Rp 350.000,-
Beli seragam dan topi untuk penjual keliling Rp 50.000,-
Total jumlah dana yang dibutuhkan untuk memulai usaha ini adalah Rp 7.250.000,-
Cara mengatur pengupahan pegawai
Untuk upah karyawan yang keliling dari mobil ke mobil diberikan keuntungan Rp 500,- per bungkus untuk yang menu telur dan Rp1.000,- per bungkus untuk yang menu ayam. Ini lebih baik dari pada memberi gaji bulanan, sebab dengan cara memberi untung per bungkus akan memacu mereka menjual sebanyak-banyaknya agar mereka mendapatkan upah yang lebih banyak. Semakin banyak yang mereka jual semakin banyak pula keuntungan yang mereka dapatkan. Begitu pula dengan tukang masaknya, jangan diberi gaji, tapi diberi upah persenan alias bagi untung. Bagian yang cocok untuk tukang masaknya adalah 30% dari keuntungan. Hal ini dimaksudkan agar tidak memberatkan pemilik modal pada awal-awal usaha karena belum banyak yang laku akan berat jika memakai sistim gaji. Dan agar memicu tukang masak tersebut agar menjaga kelezatan masakannya sehingga makin hari makin banyak yang laku yang akan membuat jatah keuntungan bagiannya bertambah banyak. Sehingga semua pihak akan berusaha meningkatkan hasil penjualan setiap harinya.
Bentuk menu produk
Menu nasi uduk panas ini adalah nasi uduk, mihun goreng, telur dadar di potong-potong memanjang, bawang goreng diatasnya, kerupuk, sambal untuk nasi uduk telur. Dan nasi uduk, mihun goreng, telur dadar dipotong memanjang, ayam goreng, bawang goreng, sambal, kerupuk untuk nasi uduk ayam. Semuanya terbungkus dalam bungkusan polyfoam dan setiap masakan dipisah-pisah (agar dapat dipanasi kembali).
Keuntungan yang dapat dihasilkan dari usaha ini
Rencana harga penjualan perbungkus untuk nasi uduk telur Rp 6.000,- dan untuk nasi uduk ayam Rp 10.000,-.
Modal bahan yang dihabiskan untuk setiap bungkus nasi uduk telur adalah Rp3.000,- dengan keuntungan Rp 3.000,- dikurangi Rp 500,- untuk upah penjual jadi untung Rp2.500,- perbungkus dengan harga jual Rp 6.000,-. Dan modal bahan baku untuk nasi uduk ayam Rp5.000,- dengan keuntungan Rp 5.000,- dikurangi Rp 1.000,- untuk upah penjual per bungkusnya jadi keuntungan yang diterima Rp 4.000,-
Jika di awal-awal usaha bisa laku terjual 50 bungkus yang nasi uduk telur dan 10 bungkus nasi uduk ayam perhari, maka akan didapatkan keuntungan Rp 125.000,- untuk nasi uduk telur dan Rp 40.000,- untuk nasi uduk ayam. Jadi total keuntungan jika laku seperti yang disebut diatas adalah Rp 165.000,- perhari dikurangi 30% untuk tukang masak adalah Rp 165.000,- dikurangi Rp 49.500,- sama dengan Rp 115.500,- perhari. Dengan demikian penjual akan mendapatkan upah sebesar Rp35.000,-. Sedangkan tukang masak akan mendapatkan Rp 49.500,-
Jika mereka menginginkan upah lebih maka mereka harus dapat menambah jumlah penjualan. Secara otomatis semakin banyak yang laku terjual semakin banyak upah yang mereka hasilkan.
Target penjualan (marketing) dan keuntungan
Target yang diinginkan nantinya jika sudah berjalan beberapa bulan adalah, terjualnya dua ratus bungkus nasi uduk telur dan seratus bungkus nasi uduk ayam per harinya. Ini berarti akan menghasilkan keuntungan Rp 500.000,- dikurangi 30% bagian tukang masak sama dengan Rp 350.000,- dari nasi uduk telur per hari, dan Rp 400.000,- dikurangi 30% bagian tukang masak menjadi Rp 280.000,- dari nasi uduk ayam per hari. Total target keuntungan per hari dari semua penjualan adalah Rp 630.000,- perhari. Merupakan keuntungan yang lumayan untuk sebuah usaha yang terlihat sepele. Adapun tukang masak akan mendapatkan untung Rp 270.000,- perharinya. Sedangkan penjual keliling akan ditambah menjadi 2 orang jika penjualan mencapai target ini. Dan penjual akan mendapat untung Rp 100.000,- per orang setiap harinya. Itu baru dari hasil penjualan di lampu merah, belum dihitung dari hasil penjualan deliveri order.
Target yang diinginkan dari penjualan deliveri order adalah 100 bungkus per hari. Untuk nasi uduk telur 50 bungkus, untuk nasi uduk ayam 50 bungkus. Keuntungan dari penjualan delivery order tidak dikurangi upah penjual keliling. Jadi keuntungan yang dapat dihasilkan dari target penjualan diatas per hari adalah 50 bungkus nasi uduk ayam dikali Rp5.000,- sama dengan Rp 250.000,- ditambah 50 bungkus nasi uduk telur dikali Rp 3000 sama dengan Rp 150.000,-, total Rp 400.000,- dikurangi 30% upah tukang masak Rp 120.000,- sama dengan Rp 280.000,- per hari.
Target ini bukan mustahil kalau dilihat dari jumlah kendaraan yang macet di setiap lampu merah di pagi hari jam berangkat kerja. Pada jam-jam macet, sekali lampu merah menyala ada sekitar seratus mobil minimal yang berhenti. Mungkin selama tiga jam macet di pagi hari terdapat kurang lebih 500 kendaraan yang lewat dan ini adalah pasar yang bagus.
(Generasi Aceh Mandiri)
Sumber : http://pengusahamuslim.com
Posting Komentar