Gurihnya Ayam Goreng Tepung

Senin, 03 September 20120 komentar

Hampir semua orang mengenal dan pernah menikmati yang namanya ayam goreng tepung. Penggemarnya pun tidak sedikit. Tebukti dengan menjamurnya gerai ayam goreng dan tepung, baik berupa usaha mandiri ataupun waralaba. Setiap skala usaha ini menjanjikan peluang yang cukup besar karena masing-masing memiliki pangsa pasar sendiri. Ayam goreng tepung tersebut hanya satu dari sekian aneka olahan yang berbahan dasar daging ayam. Karena kita ketahui bersama selama ini, banyak sekali makanan yang dihasilkan dari bahan utamanya berupa daging ayam.Untuk faktor kelezatan, ayam goreng tepung ditentukan oleh kualitas daging ayam yang digunakan, racikan bumbu, dan kerenyahan tepungnya. Sebaiknya Anda menggunakan ayam potong yang segar dengan membeli langsung di tempat pemotongan ayam karena kualitasnya lebih terjamin. Bahkan di tempat tersebut juga bisa memilih ayam yang masih hidup.
Untuk racikan bumbunya, penjual ayam goreng tepung umumnya membuat sendiri atau mencampurnya dengan tepung bumbu siap pakai. Keuntungannya, selain biayanya lebih murah juga dapat menyesuaikan dengan selera pembeli. Untuk kemasan jualannya, biasanya ayam goreng tepung dijual per potong atau per bagain. Pelengkapnya adalah saus dalam bentuk sachet.
Lokasi yang kebanyakan diambil atau digunakan oleh para penjual ayam goreng tepung adalah di pinggir jalan raya yang ramai. Bahkan jika memungkinkan Anda sebaiknya membukanya berdekatan dengan kumpulan pedagang makanan lain seperti nasi goreng, sate ayam, atau martabak. Lokasi seperti itu tidak diragukan lagi keramaiannya, sehingga lebih berpeluang mendapatkan pembeli dalam jumlah yang besar. Harga sewa untuk tempat usaha ayam goreng tepung tersebut bervariasi antara Rp. 100.000- Rp. 300.000/ bulan.
Perlengkapan usaha yang diperlukan untuk menjual ayam goreng tepung antara lain gerobak atau etalase sederhana, kompor gas, tabung gas, wajan, sutil, saringan minyak, baskom plastik untuk wadah campuran bumbu dan tepung, penjepit makanan, dan kantong kertas. Kelengkapan usaha yang lainnya adalah tenda sederhana bila berjualan di tempat terbuka dan beberapa kursi untuk kenyamanan pembeli yang sedang menunggu. Dalam menjalankan operasionalnya juga cukup mudah sehingga cukup mempekerjakan satu orang tenaga kerja di satu gerai, untuk potongan daging ayam dan campuran tepung dan bumbu bisa dipersiapkan dari rumah. Sehingga ketika berjualan, pegawai dapat langsung melumuri ayam dengan campuran tepung dan bumbu kemudian menggorengnya.
Untuk media promosi, penjual dapat memberikan diskon di awal usahanya. Informasi juga bisa melalui pamflet yang ditempel di sekitar tempat usaha atau brosur yang disebar. Setelah usaha berjalan diharapkan dapat “mempromosikan” dirinya sendiri. Maksudnya, pelanggan atau konsumen secara “sukarela” menginformasikan dan merekomendasikan produk kita dari mulut ke mulut. Promosi semacam ini efektif bila produk yang Anda unggul dalam rasa, kualitas, dan harga.
Harga dihitung berdasarkan harga beli bahan dan keuntungan yang ingin diraih. Satu potong ayam goreng tepung dapat dijual Rp. 3.500-Rp.4.500, tergantung dari ukuran dan lokasi berjulan. Harga jual dapat sedikit dinaikkan di lokasi yang diperkirakan memiliki daya beli lebih tinggi.
Selama ini yang menjadi resiko atau kendala dalam membuka usaha ayam goreng tepung adalah persaingan dan isu penggunaan ayam tiren (mati kemarin) maupun penggunaan daging tikus. Persaingan semakin ketat karena semakin banyak usaha baik pribadi maupun waralaba yang menjual jenis makanan ini. Menjual ayam goreng tepung dengan kualitas daging yang terjaga dan racikan bumbu yang konsisten dapat menjadi senjata menghadapi persaingan. Isu ayam tiren dan penggunaan daging tikus dapat disiasati dengan memasang brosur cara mengenal daging ayam yang baik dan ciri daging ayam (bentuk, ukuran, dan rasa) yang telah digoreng tepung sehingga pembeli merasa lebih yakin dengan produk yang dijual.
Contoh resep ayam goreng tepung
Bahan:
Satu ekor ayam broiler, potong 12 bagian, cuci bersih
Minyak goreng secukupnya
Tepung bumbu:
1 kg tepung terigu
1 sdm tepung bumbu siap pakai
2 sdm penyedap rasa
1 sdm garam
1 sdt baking powder
1 sdt merica bubuk
1 sdt ketumbar bubuk
Cabai kering bubuk secukupnya
Cara membuat

Rendam potongan ayam dalam air dingin, angkat dan tiriskan
Campurkan tepung terigu, tepung bumbu, penyedap rasa, garam, baking powder, merica, ketumbar, dan cabai kering. Aduk rata.
Lumuri potongan daging ayam menggunakan campuran tepung bumbu hingga seluruhnya tertutupi.
Panaskan minyak goreng dalam jumlah cukup banyak sehingga dapat merendam potongan ayam. Goreng potongan ayam yang telah dilumuri campuran tepung bumbu hingga berwarna keemasan. Angkat kemudian tiriskan.

Analias ekonominya

Asumsi

Masa pakai etalase sederhana 5 tahun
Masa pakai peralatan masak 4 tahun
Masa pakai peralatan lain-lain 2 tahun
Satu ekor ayam dipotong menjadi 12 bagian
Usaha dijalankan sendiri tanpa karyawan

a. Biaya investasi

Etalase sederhana Rp. 1.500.000
Peralatan masak (kompor gas, wajan, dan sutil) Rp. 600.000
Perlatan lain-lain (baskom plastik, saringan minyak,
dan penjepit makanan) Rp. 100.000
Total investasi Rp. 2.200.000

b. Biaya operasional
1. Biaya tetap
Penyusutan etalase sederhana 1/60 x Rp. 1.500.000 Rp. 25.000
Penyusutan peralatan masak 1/48 x Rp. 600.000 Rp. 12.500
Penyusutan perlatan lain-lain 1/24 x Rp. 100.000 Rp. 4.200
Sewa tempat Rp. 150.000
Total biaya tetap Rp. 191.700

2. Biaya variabel
Ayam (6 ekor x Rp.23.000/ekor x 30 hari) Rp. 4.140.000
Tepung terigu dan bumbu (Rp.60.000/hari x 30 hari) Rp. 1.800.000
Kantong kertas dan plastik pembungkus
(Rp. 5.000/hari x 30 hari) Rp. 150.000
Total biaya variabel Rp. 6.090.000
Total biaya operasional Rp. 6.281.700

c. Penerimaan per bulan
Penjualan ayam goreng tepung
(72 potong x Rp. 4.000/ potong x 30 hari) Rp. 8.640.000

d. Keuntungan per bulan
Keuntungan = Total penerimaan-Total biaya operasional
= Rp. 8.640.000-Rp. 6.281.700
= Rp. 2.358.300

e. Revenue Cost Ratio (R/C)
R/C = Total penerimaan : Total biaya operasional
= Rp. 8.640.000 : Rp. 6.281.700
= 1, 37

f. Pay Back Period< Pay back period = (total biaya investasi : keuntungan) x 1 bulan
 = (Rp. 2.200.000 : Rp. 2.358.300) x 1 bulan = 0,9 bulan 


(Generasi Aceh Mandiri)
Sumber : http://guntala.wordpress.com, mengutip buku ‘40 peluang bisnis makanan dan minuman kaki lima modal 2-8 juta: Agromedia’
Share this article :

Posting Komentar

 
Template modified by: Darmanto
Copyright © 2011. GENERASI ACEH MANDIRI - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Powered by Blogger